Konsulat Amerika Serikat di Benghazi, Libya, 
Selasa (11/9), terbakar setelah diserbu milisi bersenjata. Mereka 
memprotes film bikinan negara itu yang dianggap menghina Nabi Muhammad. 
(haaretz.com)
Meski cuplikan film The Innocence of Islam sudah beredar di situs 
berbagi video Youtube sejak pekan lalu, namun hingga kini umat Islam di 
Indonesia belum bereaksi. Padahal, demonstrasi besar-besaran sudah 
berlangsung di sejumlah negara Timur Tengah, termasuk Mesir, Libya, dan 
Yaman.
Unjuk rasa di tiga negara itu ricuh. 
Pengunjuk rasa di Ibu Kota Kairo, Mesir, menunrunkan bendera Amerika 
lantas dibakar. Bahkan, serangan atas Konsulat Amerika di Kota Benghazi,
 Libya, menewaskan enam warga Amerika, yakni Duta Besar Amerika buat 
Libya John Christopher Stevens. dua marinir, satu staf telekomunikasi, 
dan dua veteran.
Meski sudah ada usulan, Sekretaris 
Jenderal Forum Umat Islam Muhammad al-Khatthath mengaku sampai hari ini 
belum ada rencana berunjuk rasa di depan Kedutaan Besar Amerika Serikat 
di Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat. “Belum hari ini, tapi segera,” 
kata dia saat dihubungi merdeka.com melalui telepon selulernya, Jumat (14/9).
Muhammad memperkirakan lambatnya reaksi 
umat Islam di Indonesia itu lantaran film itu beredar di luar negeri. 
Namun, dia menilai pembuat film itu harus dihukum mati. “Pembuatnya 
harus dihukum mati.”
The Innocence of Muslim dibikin oleh Sam
 Bacile, warga Amerika keturunan Yahudi. Film ini dituding menghina 
Islam sebab menggambarkan Nabi Muhammad sebagai penipu dan tukang 
merayu.
Bukannya prihatin, Bacile malah senang karya diprotes di mana-mana. “Islam itu memang kanker, titik,” katanya berkali-kali.       sumber nahimunkar.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar